Jumat, 07 Desember 2012

Perseteruan Kamboja & Mawar

"...kenapa sih, kita harus ngerasain sakit yang begitu dalam? kenapa harapan itu hanya berlaku dalam hitungan minggu? kenapa nggak ngomong dari awal dan hanya memberi harapan palsu? kita sakit kak...."

kira-kira begitulah potongan surat dari salah seorang anak pramuka yang gagal mengikuti perkemahan ahir tahun. Jujur, saya hampir meneteskan air mata ketika memabaca kalimat-kalimat berdarah yang ia tulis.
selayaknya seorang kakak yang mendengar rintihan sedih adiknya. saya sangat terpukul.

sepenuhnya ini mungkin kesalahan saya. suatu ketika, sekolah menerima surat perkemahan akhir tahun dari Gerakan pramuka ranting purwakarta, even ini memang sangat dinanti anak-anak pramuka, khususnya binaan saya di karangtengah. surat itu datang ketika animo siswa terhadap pramuka sedang meninggi, setiap jumat sore saya kewalahan mengatasinya, karna banyaknya jumlah anggota. atas dasar itulah, saya menjanjikan kepada mereka bahwasanya pada perkemahan nanti saya akan mengutus tiga regu sekaligus.
mereka begitu bersemangat, hampir setiap hari mereka terus berlatih, menyiapkan mata lomba yang disediakan panitia. atas usulan dari sekolah, saya membentuk satu regu putra, dan dua regu puti. dari dua regu putri ini saya katagorikan lagi, antara regu yang sudah senior dan regu yang masih baru. regu yang senior diberi nama Mawar. dan yang baru diberi nama Kamboja.

saya paham betul karakteristik dua regu ini (mawar dan kamboja), meskipun terbilang junior, namun kemampuan kamboja sangat luar biasa. mereka hampir menyamai regu seniornya, Mawar. hanya saja kamboja memang masih sangat minim pengalaman, mereka belum begitu paham kondisi lapangan. namun saya sangat optimis, Kamboja juga bisa.

namun, masalah kemudian timbul. pihak panitia tidak  memperbolehkan sekolah mengirim tiga regu, hanya dua regu saja. putra dan putri. ah, saya kaget mendengar keputusan itu, temen saya sedah memperjuangkan dengan berbagai argumen untuk bisa ikut tiga regu. namun nihil.

saya pun langsung mengkonsultasikan hal ini kepada Kepsek. kemudian, atas saran kepsek saya disuruh untuk mengikutkan Mawar, dengaan alasan bahwa even ini cukup berat, harus mempertahankan juara umum yang telah kita raih ditahun kemarin. saya pun mengiyakan usulan kepsek.

sepanjang malam, saya dirundung resah. bagaimana cara menyampaikan berita ini kepada kamboja. bagaimana mungkin saya memadamkan api semangat yang sedang membara dihati mereka. bagaimana mungkin saya tega menghapus senyum suci yang mengembang dari bibir-bibir mereka. Ah...

esok harinya, saya memaksakan diri untuk mengabarkan hal itu kepada Kamboja. saya mencoba memberikan pengertian kepada mereka sebaik-baiknya. namun, hal yang saya takutkan terjadi, tidak sedikt dari anggota regu kamboja yang menghamburkan air matanya. saya hanya bisa iba mmenyaksikan hal itu, namun pada akhirnya saya membiarkan mereka waktu untuk melepaskan dulu rasa sedihnya. saya meminta Naseh, untuk membawa regu mawar keluar. sedangkan saya mencoba terus memberikan pengertian dan motifasi agar regu kamboja bisa mengerti. saya bercandain mereka, sebagian kemudian sudah menerima dengan ihlas. sedangkan yang lain masih larut dalam kesedihanya.

Saya mengingat sesuatu, Menulis. saya meyakini bahwa dengan menuliskan apa yang sedang mereka sedihkan, sedikitnya bisa menciptakan ketenangan dihati mereka.
saya ajak mereka ketempat yang sepi, kemudian saya suruh menuliskan apa yang sedang mereka pikirkan, apa yang membuatnya menangis, dan lainlain.

setelah selesai, saya mengumpulkan tulisan-tulisan itu, dan saya bacakan satu demi satu. dari tulisan-tulisan mereka, ada satu hal yang jauh lebih mengerikan, ada indikasi kebencian dari regu kamboja kepada regu mawar. saya berusaha kembali meluruskan pemikiran mereka. saya jauh lebih tau perasaan mereka , sedikit demi sedikit saya memberikan pemahaman dan pengertian kepada mereka. senyum mulai mengembang kembali dari bibir mereka, walaupun terkesan terpaksa.
meskipun begitu, kekecewaan mereka belum semuanya terhapus. namun, saya terus mencoba untuk merangkul mereka kembali.

di akhir tulisan ini, saya selaku pembina, meminta maaf yang sebesarnya kepada kamboja. insyaAllah ilmu yang kalian dapatkan ketika latihan, akan bermanfaat. rasa sayang kakak kepada kalian tidak ada kadarnya.

mengertilah tentang hal ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar