Kamis, 06 Desember 2012

“CITA-CITA SAYA, MENJADI JEMBATAN BAGI ORANG YANG INGIN MENCAPAI CITA-CITANYA”


Seperti biasa, sore tadi saya melatih anak-anak Mts. dalam rangka persiapan perkemahan akhir tahun yang diselenggarakan oleh gerakan peramuka tingkat ranting purwakarta. Dalam seminggu saya melatih sebanyak 4 kali, yaitu hari Jum’at, sabtu, minggu, dan selasa. Latihan dimulai semenjak jam 14.00 sampai jam 17.00, bahkan kadang lebih. saya memilih hari tersebut, karena pada hari itulah saya tidak ada kuliah atau kalaupun ada tidak terlalu banyak. Jika dihitung-hitung, dalam seminggu saya menghabiskan waktu 12 jam untuk latihan bersama mereka. Bayangkan, berapa ratus halaman yang sudah saya cerna jika digunakan untuk membaca buku. Tahukah, bahwa sesungguhnya saya orang yang paling perhitungan dengan waktu. Akan tetapi, mengapa kemudian masih terus saya lakukan? Alasannya simple, karena saya bahagia. Saya bahagia, melihat senyum anak-anak itu mengembang saat laihan. Saya bahagia melihat anak-anak menyimpan semangat tinggi untuk berprestasi. Saya bahagia, mengingat diri saya sendiri ketika sekolah dulu, berlatih tak kenal waktu. Untuk berlomba mewakili sekolah. Dan banyak lagi alasan, mengapa saya tetap menjalaninya.
Banyak sekali orang yang mencibir atas apa yang saya lakukan, mengapa saya tidak focus saja kuliah, mencari ilmu sebanyak-banyakanya, setelah itu baru kemudian diaplikasikan. Sejujurnya, saya sudah pernah menghindar, agar kemudian saya tidak lagi terjebak oleh kegiatan-kegiatan semacam ini. Namun, entah mengapa ada saja kejadian yang membuat saya harus terjun lagi pada kegiatan-kegiatan  seperti ini, akan tetapi sekali lagi, saya bahagia.
Apa yang sesungguhnya saya inginkan, dan adakah hubungannya tentang apa yang saat ini saya lakukan, dengan cita-cita saya dimasa yang akan datang?
Saya mencoba merenungi ini.
Saya rasa ini salah satu jalan yang dipilihkan Tuhan untuk saya. Berbicara cita-cita, untuk sebagian orang mungkin dianggap sesuatu yang rumit, “biarkan mengalir saja” begitu ucapnya. Namun bagi sebagian yang lain, ini merupakan hal terpenting untuk arah kehidupan selanjutnya. Saya termasuk di bagian kedua, saya menganggap cita-cita memanglah hal terpenting, seperti yang di ucapkan James Allen “cita-cita anda adalah janji akan menjadi apa anda suatu hari nanti”. Menentukan cita-cita pun ternyata tidak mudah, beberapa factor ikut menentukan cara pandang kita terhadap arah hidup kita selanjutnya. Ah.. sudahlah, cukup sampai disini saja wacananya.
Kembali pada hubungan. Saya pikir sangat ada. Cita-cita saya mungkin terbilang aneh, yah, Cita-cita saya “menjadi jembatan bagi orang yang ingin meraih cita-citanya.”
Pada prakteknya, hal semaca ini sudah banyak. Guru salah satunya. Namun saya tidak mau menjadi guru, maksud saya menjadi guru yang biasa. Saya ingin menjadi guru yang luar biasa. Guru yang terbebas dari setatusnya sebagai guru. Guru yang mampu menciptakan sendiri kurikulumnya untuk membuat sahabat belajarnya menjadi luar biasa.
Entah sejak kapan keinginan ini tumbuh dalam benak saya.
Oleh karena itu, saya ingin sekali punya lembaga belajar non formal. Tempat dimana orang orang bisa belajar dengan sangat bebas, tidak bersifat skeptis atau mendikotomikan ilmu pengetahuan. Tempat dimana semua orang bisa tersenyum lebar meggapai apa yang ia inginkan.
Setiap pulang mengajar dari kampus atau sekolah, saya bisa berkumpul dengan mereka. Berbagi ilmu dan pengalaman. Lalu tercipta saudara-saudara baru diantara mereka. Saling mendukung dan memotifasi untuk terus belajar. Saya hanya ingin itu. Dan saya akan memulainya dari kampung saya sendiri.
Senang rasanya bila semua itu bisa terwujud.

Doakan teman-teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar