KUMPULAN PUISI KARYA FERDIAN DS dkk.

DALAM MENGENANGMU
“MUHAMMAD”

Ya rosul, bulan ini adalah bulan di mana engkau di lahirkan
Bulan ini ribuan umat muslim merayakan kelahiran seseorang yang membuat perubahan besar dalam sejarah peradaban umat manusia, ada yang dengan cara berdikir, memujimu sepanjang hari dll.

Ya rosul, engkau memang Pantas di puji, karena engkau memang suri tauladan yang baik, seorang pemimpin yang bijaksana

Aku ingin sekali memujimu dengan menuliskan berbait-bait puisi atau sya’ir-sya’ir yang indah untukmu, namun, aku tidak ahli dalam membuat sy’ir atau puisi. Hanya selawat dan selawat atasmu yang mampunku lakukan untuk mengenangmu.

Hatiku sedih, karna aku yang mengaku-ngaku umatmu ini tidak menjalankan syari’at-syari’at yang kau ajarkan. Tidak menjadi pemimpin yang bijaksana, atau pun berprilakumlembut sepertimu.

Aku hanya bisa berharap, semoga safaat darimu akan hadir kepadaku di ahirat kelak.

“AKU RINDU PADAMU”


_FERDIAN




Bila Ia Ada Di Sini

Bial ia ada di
Jakarta dan sekolahku tak akan pernah kbanjiran karena ulah mereka yang tak cinta lingkungan
Padahal ia mengatakan
“Anaa Dhofatu minal Iman”

Bila ia ada di sini
Pergantian masehi
Takan pernah terjadi
Dengan hura-hura yang tak jelas dan tak berarti

Sejatinya,
Menorehkan yang terbaik
Dari yang jelek
Menorehkan yang paling terang
Dari yang gelap

Bila ia ada di sini
Manusia,
akan jauh lebih bijak
Sikapi moderenisasi tanpa salah arti

Sadarkah kita..??
Kita bak kehilangan mata untuk melihat, dan hati untuk merasa
Kala ia pergi, kita bak berjalan serupa pasukan perang
Yang di giring ke lembah kehancuran

Bila ia ada di sini
Negriku akan jauh lebih damai,
Manis, dan tersenyum indah
Yah…,engkaulah engkaulah sang suri tauladan
“MUHAMMAD”
Sang utusan Tuhan

—-Ika Mudrika
 
”MENJAUHLAH DARI JALANKU”

Rasanya sepi ketika tak dapat lagi kutemui kehangatnya di hari-hariku
Tak sadar,.. lagi-lagi ku tak sadar,..
kala diri ini telah menjadi harimau merah di selaput mata kecil mereka
Tak sadar.. lagi-lagi ku tak sadar,..
ucapanku terurai bagai jarum-jarum panjang yang amat runcing
Pantas saja mereka takut kala memandangi wajah cakep ini ’ujubku’
Hingga malamku bermimpi para bintang menjauh di ujung timur bumiku
Kenapa ? ku ucap ”kenapa” dalam dangkalnya gelap hati kecilku
Hei jangan menangis ..
Kau tak sendiri, seraya buku kecilku menyapa
Mencoba tuangkan harapan pada hati yang telah tenggelam sunyi
Kutersentak dari keindahan janji syairnya yang amat tua
Terbawa kegelisahan, memancing akalku untuk menyelami samudranya yang sunyi, asri, dipenuhi harapan diri
Memang ada apa ..?

Jawabannya kutemukan di sela nyanyian kitab tuaku.
Hei.. ajaib, sekarang ku tau sebab kepergian mereka, beranjak sembari di iringi tangisan lirih dalam kegelapan bumi yang kini hadir dalam nyanyian sepi jalan darahku.

Ku ucap saja Al-Hamdulillah, memang segala puji itu hanyalah pantas untuknya, akhirnya kutemukan juga jalan penuh harapan berkilauan pembuka hijab kekotoran bisikan para setan, mengikatkan hati pada tiang ketenangan diri yang amat di angankan oleh setiap insan islami.
__Saiful fajar













Aku ingin bebas

Entah apa yang harus ku katakana, sesuatu yang sangat mengganjal di dalam hati dan perasaan ini, sesuatu yang sulit untuk aku jelaskan, sesuatu yang sanggup merubah sikapku sekejap mata, sesuatu yang terus menjadi alasanku, sesuatu yang membuatku tidak pernah bernapas lega.

Aku adalah permainan perasaanku sendiri, hingga aku hanya menjadi bulan-bulanan yang tak peduli aku akan rusak atau akan hancur, aku hanyalah bahan perbandingan yang tak pernah di jadikan pilihan.

Sungguh…… aku sakit, ingin sekali aku melarikan diri, namun semua jalan sudah buntu dan akan selalau buntu jika aku terus terbelenggu dalam ikatan rantai kebohongan yang membuatku terus percaya namun sebenarnya hanya dusta  dan membuatku selalu gigit jari, dan mereka atau dia pura-pura menangis saat aku tersungkur ke tanah.

Dalam hati kecilku aku hanya mampu mengucapkan sebaris do’a “ya Allah, maafkan jika aku su’udzan, namun jika mereka berniat menyakitiku, sadarkan mereka, dan suruh mereka untuk memberikan aku sedikit cahaya atau lentera untuk menerangi hatiku, sehingga aku dapat berjalan lagi dengan penuh  keyakinan.


___FerdI


Wakil rakyat
Untukmu yang duduk di korsi roda
Untukmu yang biasa tertawa, di sana….
Di gedung neraka

Wakil rakyat yang berlaga sok hebat
Bukan wakil rakyat yang lindungun rakyat
Malahan . . . . mengkentutin rakyat

Saudara di tunjuk bukan di pilih
Kalau saudara di pilih kami tak akan memilih saudara
Kami tak takut memukul saudara
Sebab saudara hanya kambing hitam belaka

Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan ngekek lihat rakyatnya tersesat
Wakil rakyat bukan wakil orang sesat
Jangan lupa tiap adzan harus solat
__Ferdi