ADA GAYUS GAYUS KECIL DI MADRASAH


Tidak bisa dipungkiri lagi, kasus gayus tambunan memang begitu membuat gempar seluruh masyarakat indonesia dari kalangan atas sampai kalangan bawah, sehingga seluruh awak media baik cetak maupun audio visual di buat pontang –panting untuk mencari berita atau perkembangan informasi tentangnya. hampir setiap hari, di setiap stasiun Tv memberitakan tentang mafia pajak itu, seakan-akan gayus adalah tokoh korupsi nomor satu di Indonesia. Sampai-sampai pemuda asal gorontalo atau yang lebih di kenal dengan nama “Bona”,membuatkan lagu spesial untuk gayus tambunan.

            “Saya cuma ikan teri”, Kata-kata itu terlontar dari mulut  gayus seusai dia di fonis 7 tahun oleh majelis hakim, ucapanya itu seakan-akan ia  ingin sekali mengungkapkan dan menunjukan bahwa “Saya hanyalah bagian kecil dari pelaku korupsi di negara ini, banyak sekali yang lebih besar dari saya, kenapa Cuma saya yang kasusnya di besar-besarkan”,
yang jadi pikiran saya, kalau gayus Cuma ikan teri, lalu ikan pausnya sepertia apa.

            Kata-kata gayus ”saya Cuma ikan teri”, juga bisa mengisyaratkan bahwa banyak sekali pelaku- pelaku korupsi di negara ini dalam berbagai aspek dan bidangnya masing-masing, tidak menutup kemungkinan  didalam sekolah atau pun madrasah sekalipun. bagaimana tidak, telah banyak sekali bantuan dari pemerintah untuk siswa dan guru demi efektifitas atau kelancaran belajar mengajar di ruang lingkup sekolah ini.

            Tidak bisa di elakkan lagi, Dalam sekolah MA karangtengah ini sedikit banyaknya sudah bisa di rasakan bantuan-bantuan tersebut, mulai dari SPP yang Alhamdulillah sudah mulai geratis, LKS, dan lain sebagainya. Namun, apakah fasilitas yang diberikan oleh pemerintah itu sudah bisa di gunakan sesuai dengan tujuan pemarintah memberikannya, yaitu untuk benar-benar digunakan  dalam hal belajar supaya lebih maksimal.

             Tetapi realitanya, masih banyak siswa yang tidak menyadari bantuan yang di berikan oleh pemerintah itu, mereka menyia-nyiakanya begitu saja, sekolah masih sering bolos, LKS tidak pernah di baca, dan lain sebagainya. Padahal, telah banyak bantuan dari pemerintah yang telah mereka dapatkan. Bantuan tersebut uangnya dari rakyat, Itu sama saja dengan memakan uang rakyat secara Cuma-Cuma.

            Begitu pula halnya dengan guru, yang juga mendapatkan beberapa tunjangan dari pemerintah, seharusnya itu bisa dijadikan acuan oleh guru, supaya bisa maksimal dalam  memberikan  pengajaran. Namun, masih banyak guru yang sering berangkat siang, atau tidak tepat waktu. Itu sama saja dengan korupsi waktu, waktu adalah uang, uangnya dari pemerintah, pemerintahnya dari rakyat, rakyatnya masih banyak yang lebih membutuhkan.

Kalau sudah begitu, gayus adalah ikan teri, siswa dan guru adalah plankton yang nanti akan menjadi teri.


__FERDIAN DS