Sudah hampir dua pekan tahun baru hijriyah terlewatkan begitu saja, Namun, kita tidak bisa menutup mata, bahwa tahun barunya orang Islam ini kurang di sambut dengan hangat oleh pemiliknya sendiri. Bahkan, sebagian orang Islam tidak mengetahui kapan tahun baru hijriyah dirayakan. Ini pun terjadi di sekolah kita yang notabe adalah sekolah agama. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), seharusnya menjadikan momentum tahun baru hijriyah sebagai ajang untuk memunculkan citra madrasah dan menghidupkan nuansa yang islami sebagai madrasah yang tak lupa akan pribadinya sendiri, bahkan tidak mengadakan kegiatan apa pun untuk menyambut hari besar islam ini (Hijriyah). Padahal ini telah menjadi program kerja tahunan yang seharusnya rutin di laksanakan dengan baik.
Lain halnya dengan menjelang tahun baru Masehi, mayoritas siswa-siswi lebih mementingkan momentum tahun baru Masehi, yang jelas-jelas para siswa sudah menyiapkan dan merencanakan jauh-jauh hari sebelum masehi datang, seperti memilih tempat yang cocok untuk merayakannya dengan masing-masing pasangan. Di bandingkan tahun baru islam. Dengan tindakan siswa-siswi inilah menjadi sedikit menurunnya rasa mahabah pada aqidah islamnya. Padahal di agama islam tidak mengajarkan untuk berhura-hura dan bersenang-senang apalagi sampai melampaui batas aqidah islam. Sayogyanya ketika menyambut Hijriyah orang muslim lebih banyak mengingat, taqorub kepada Allah,
Karena pada waktu itu buku catatan kita akan diganti oleh malaikat (Rokib dan Atid) (red– Pend Agama).
“Sebenarnya tidak ada larangan untuk merayakan tahun baru Nasional (masehi), akan tetapi merayakan yang bagaimana, jika merayakannya itu dengan mengadakan Syukuran atau Do’a bersama, saya rasa itu tidak menjadi masalah, namun jika merayakanya dengan hura-hura, berpergian sama pasangan yang bukan muhrimya, jelas itu sudah keluar dari Qoridor islam”, Ujar Ferdi selaku pimpinan umum redaksi ciplukan.
Muslim terpengaruh dari tindakan seperti itu, karena ada penyebabnya antara lain adanya unsur--unsur baru (zaman globalisasi), dan disamping itu budaya barat yang sudah membudaya disetiap individu sehingga sulit untuk menghilangkan budaya yang mungkin sudah mendarah daging dalam karakteristik dan keperibadian generasi saat ini, merasa adanya kecocokan, dan kurangnya pendidikan tentang agama. Mereka menganggap bahwa tahun baru Masehi adalah tahun baru Nasional. sehingga mereka menganggap tahun baru Masehi itu tahun baru yang harus dirayakan setiap tahunnya.
“Bagi generasi muda islam, khususnya di MA AL-Khairiyah Karang tengah, harus ditingkatkan lagi pendidikan tentang agama, agar tidak terpengaruh arus globalisasi dan perubahan sosial yang memberi dampak negative”. Tutur Ana selaku PINRED Ciplukan. (Ana & Yuli. Cepuk. RED).